Dari sana baru tergambar
pemahaman bahwa hidup memang butuh mengikut sertakan Allah SWT didalamnya.
Karena sejatinya hidup kita pun tetap harus bergantung padaNYA. Lalu apa yang
terjadi sebelumnya? Aku lebih banyak bermain dengan logika, seolah – olah hidup
ini adalah tanggung jawabku, sementara segala keadaan yang terjadi di luar dugaanku
adalah kesalahan system-ku atau bahasa kerennya "Human Error". Padahal kenyataannya semua yang kita lakukan
baik terencana apalagi yang tidak… tiada satupun yang terlepas dari pandanganNYA serta tidak akan pernah terjadi tanpa kehendakNYA. Dan ketika yang direncanakan
sudah terealisasi,itu pertanda bahwa kita wajib bersyukur dan mengakui bahwa
segala nikmat yang di berikanNYA adalah anugerah terindah yang kita terima.
Secara sadar aku dan istri
mencoba mengaplikasikan mimpi yang semula hanya anggapan kosong. Termasuk aku
yang saat itu masih tidak terlalu respect dengan cerita “ajaib” apalagi yang
mendekati mistis. Dan kemudian kami berikrar bahwa dalam bulan ramadhan tahun
2011 ini kami akan realisasikan kunjungan ke Baitullah dalam rangka umroh. Sementara dilain sisi,,, keadaan yang terjadi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari saja masih terengah-engah. Disinilah pertaruhan antara Keyakinan dan Tauhid saling berkontroversi.
Tujuh hari berlalu, istriku mulai
mencari informasi dan mendiskusikannya padaku.. kebetulan kali ini kita pake
travel agent dimana dulu istri pernah bekerja disana. Alhamdulillah ada diskon
buat kami jika memang serius untuk berangkat bersama.. Hmmm…. Syukurlah bisa menekan
budget kami yang belum tercukupi.
“OK Pak Imam, Insya Allah kami
berangkat dengan Thoyiba Tora” balas kami untuk meyakinkan bahwa kami serius.
“Mohon di kirim listnya by Fax supaya bisa kami siapkan keperluan administrasinya”…..*gaya mode: on*
“Mohon di kirim listnya by Fax supaya bisa kami siapkan keperluan administrasinya”…..*
Tidak ada yang tahu bahwa waktu itu kami terus
terang bingung ... gimana kalo nanti sudah waktunya kita ngga siap.tapi sekali lagi, perasaan itu ditepis dengan beberapa hari kemudian ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA datangkan “REZEKI” kloter kedua dengan utusan manusia. Tak disangka.... biaya untuk keberangkatan satu
orang pun terpenuhi. Kami pun terus berusaha, berdo’a untuk dimudahkan jalan
menuju Makkah Al-Mukarromah bersama - sama. Tak ada yang mustahil saat ALLAH berkehendak.
Minggu ke minggu semakin
mendekati waktu keberangkatan. Kami mempersiapkan sesuatunya agar jika sudah
tiba waktunya kami ngga sibuk dengan “remeh - temeh” yang membuat kepala makin
pusing karena terburu-buru.
Kami terus memikirkan bagaimana caranya mendekat ke ALLAH, bukan memikirkan bagaimana cara berangkat di waktu yang tepat. Karena urusan itu, biarlah urusan ALLAH yang Maha mampu untuk membuat kami berangkat tepat waktu dengan caraNYA.
Keyakinan bahwa Allah akan mengijabah
do’a hambaNYA yang ingin berbuat kebajikan, pada akhirnya menyampaikan kami diperbatasan takdirNYA. Kami sampai di
airport King Abdul Aziz Jeddah.
It's AMAZIIIIIING…. !!
Maa Syaa Allah…
ngga pernah terbayangkan bahwa apa yang terjadi saat itu benar-benar diluar
kendali kami sebagai manusia. Ada
saja rezeki yang dikirim dari ALLAH melalui orang lain kepada kami. Dan itu terjadi
seolah-olah sudah terjadwal sebelum “ deadline” mendekati bulan Ramadhan…
Maa Syaa Allah Tabarakallah….kami BERANGKAT...!!! , dalam hati dengan penuh kegembiraan dan mata berkaca.
Dan inilah hasil perjalananku
beserta istri dan ibu mertua yang kala itu masih sehat, pengalaman itu tidak akan pernah terlupakan….. :
![]() |
"Mimpi Yang Jadi Kenyataan". Umroh pertama yang terlaksana dengan cara indahNYA |
Ya Allah…. Terima kasih atas
segala nikmat yang telah ENGKAU berikan kepada kami. Sungguh semua tidak pernah
kubayangkan, hanya bisa berharap…. Dan ENGKAU yang membuat semua menjadi nyata
untuk menjadi bukti bahwa ENGKAU adalah sebuah KENYATAAN yang tak pernah
terlihat namun ADA
dimanapun kami mencariMU.
No comments:
Post a Comment
" Berikan Komentar Anda Untuk Postingan Ini "