{Dan tidaklah KU ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKU…. (Q.S. 51:56)}
Depok, Juli 2009
A
|
ku sedang
asyik bermain dengan Blackberry baru di kamar utama saat Adzan Maghrib berkumandang
dari berbagai penjuru. Handphone ini sudah lama aku idamkan dan merupakan Handset
yang tengah digandrungi oleh kaum gadgeters saat itu… mungkin hingga saat
postingan ini ku terbitkan. seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan
mainan kesukaan aku mencoba untuk mencari tau setiap detailnya biar ngga
dianggap gaptek ketika bertemu dengan teman-temanku besok (biar dianggap gawol
getoh) ;p ... Hingga terdengarlah sang Muadzin melantunkan suara adzan dengan sangaaat
lantang…..
“Hayya
‘ala shalaaaaaat…” (Marilah kita Shalat)
“Hayya’alal
Falaaaaaah…” (Marilah mencapai kebahagiaan)
Lagi
- lagi aku hanya tersenyum dan asyik dengan icon blackberry yang lucu sambil
sesekali melihat acara tivi yang ngga kalah seru. Tak lama kemudian istriku
memanggil dengan mesranya… “Paaak, udah maghrib, shalat dulu yuk”. Dari nadanya
dia mengajak untuk shalat berjamaah, namun akupun seolah tak mendengar siapapun
menghardikku. Kesal tidak di indahkan ucapan tadi, istriku memanggil dengan
suara agak lantang “PAK…shalat maghrib dulu deh..!!”. dan kali ini aku menjawab
dengan nada yang agak sewot… “huuuuh… Iyyyaaa, cerewet amat”. Kemudian diapun
membanting pintu dan tidak kembali. Entah apa yang ada dalam pikirannya, yang
pasti istriku kesal sekali mendengar jawabanku yang begitu cuek. Halaaah…
peduli amat, toh ini bukan yang pertama kali aku meninggalkan shalat maghrib,
dan toh masih ada maghrib yang lain buatku. Tanpa sadar rupanya syetan mulai
tertawa terbahak-bahak diatas kepalaku pertanda kemenangannya yang kesekian
kali sepanjang hidupku.
---------------
Pekerjaanku
dikantor semakin padat, hari tersibuk yang pernah ada dalam sejarah
pekerjaanku. Laporan kerja yang dateline esok harinya, ditambah lagi email dari
cabang tentang permintaan untuk segera dikirimkan data perijinan hari itu juga,
tak cukup sampai disitu… kepalaku dibuat penat dengan ulah si Blackberry yang
selalu bunyi menunggu untuk di respon…tang..tung…PING..PING… siapanlagi sih
niih, Hadoooooh… serasa dunia berputar diatas kepala, atau kepalaku berputar di
himpit oleh tanggung jawab.
Ditengah
keadaan yang sibuk kembali terdengar adzan berkumandang dengan lantang dari
sebelah kantor yang letaknya memang ada disisi Mesjid…..
“Hayya
‘ala shalaaaaaat…” (Marilah kita Shalat)
“Hayya’alal
Falaaaaaah…” (Marilah mencapai kemenangan)
Rekan
sekerja yang duduk di depan memberikan kode dan menyuarakan hal yang sama untuk
segera beranjak dari kursi dan bergegas ke ruang sebelah yang kebetulan disana
terdapat ruang Mushola tempat para karyawan shalat, maklum beliau adalah
seorang Haji yang juga merupakan aktifis kantor dalam hal kegiatan agama. Namun
sudah bisa ditebak yang terjadi, aku cuek dengan seribu cara agar kegiatanku dan
kesenanganku dalam dunia “autism” terus berlanjut. Dalam hati ngedumel…
”ALLAH juga Maha tau kaLLe Pak Hajiii… kalo gue ngga bisa niggalin kerjaan ini dan kudu selesai, atau gue akan dapet caci maki orang-orang umpama ini ngga selesai, lagi kenapa sih pake ngurusin urusan orang, kayak ngga ada kerjaan aja. Toh ada Dzuhur berikutnya yang bisa gue kerjain…. Dan toh juga ini bukan Shalat Dzuhur gue yang pertama yang pernah di tinggalin ”.
kembali syetan laknat tertawa terpingkal-pingkal sambil bermain bola di dalam pikiranku pertanda ia bersulang atas kemenagannya yang telah berhasil menggiring otak kotorku ke sudut gawang neraka.
”ALLAH juga Maha tau kaLLe Pak Hajiii… kalo gue ngga bisa niggalin kerjaan ini dan kudu selesai, atau gue akan dapet caci maki orang-orang umpama ini ngga selesai, lagi kenapa sih pake ngurusin urusan orang, kayak ngga ada kerjaan aja. Toh ada Dzuhur berikutnya yang bisa gue kerjain…. Dan toh juga ini bukan Shalat Dzuhur gue yang pertama yang pernah di tinggalin ”.
kembali syetan laknat tertawa terpingkal-pingkal sambil bermain bola di dalam pikiranku pertanda ia bersulang atas kemenagannya yang telah berhasil menggiring otak kotorku ke sudut gawang neraka.
----------
Cibubur 2010,
Berada
ditengah kemacetan dan ngga ada lagi yang bisa dilakukan. Sudah sejak 30 menit
yang lalu kondisi ini ku rasakan ditambah keluar pintu tol Cibubur banyak
pertemuan arah antara kendaraan yang ingin masuk Tol dengan kendaraan yang
berebut ingin masuk mall. Hanya radio yang bisa menghibur keadaan… setidaknya
untuk saat itu. Maklum seharian sudah acara jalan-jalan bersama keluarga
kecilku (dalam mobil ada istriku, Afif anak pertamaku, Aqila adiknya Afif, dan
Asisten rumah tangga) dan kini tinggal menikmati macet bersama ribuan kendaraan
yang sama-sama sibuk berjuang sampai ke tujuan.
Lelah,
letih, lesu, bercampur jadi satu di tambah rasa kantuk yang tak berkesudahan
karena jenuh dengan keadaan. Kondisi diperparah oleh senja yang semakin memerah
pertanda waktu maghrib akan segera tiba. Lantunan lagu almarhum Chrisye berjudul
“Ketika Tangan dan Kaki Bicara” terdengar dari radio mobil. Aku menyimak bait
demi bait syair lagu dinyanyikan Chrisye dengan suara merdu penuh syahdu,
seperti mengiris tipis hati kecil yang sedang meringis karena macet yang tak kunjung habis. Isi lagunya
serasa mengantar alam bawah sadarku kedalam kematian, saat penjemputan Malaikat
Izrail dan kehadiran Malaikat Munkar & Nakir menginterogasi hasil pertanggung
jawaban anggota tubuhku di alam kubur…
Belum
lagi selesai lagu Chrisye, datang panggilan Adzan Maghrib dari radio tadi
seolah ingin membangunkan aku dari bayangan -
bayangan menyeramkan tentang kematian dan sesi pertanggung jawabanku
kepada ALLAH tentang apa yang dilakukan. Suara lantang adzan kembali terdengar…
“Hayya
‘ala shalaaaaaat…” (Marilah kita Shalat)
“Hayya’alal
Falaaaaaah…” (Marilah mencapai kemenangan)
Ditengah
berkumandangnya adzan terdengar lagi suara Afif yang masih belum genap 2 tahun
memanggil khusus kepadaku dengan perkataan yang kurang jelas, namun dapat aku
pahami artinya…
“PAK
TOLAT !!! dah AGIP…. (PAK SHALAT!!! Sudah Maghrib)“
Sontak
saja kaget dan merinding bulu kudukku… ditambah lagi istriku yang duduk didepan
sedari tadi menemani perjalanan langsung berpaling padaku dan mengernyitkan
dahi seraya tersenyum sinis tanda setuju atas celoteh Afif. Mengerti akan
respon istriku terhadap perkataan Afif, akupun ikut tersenyum malu. Betapa tidak,
anak seusia Afif menghardikku seolah mengerti apa yang dimaksud dengan ADZAN
dan waktu yang pas… MAGHRIB. Dalam hatipun bergumam….
“anakku sudah mulai kritis, apa jadinya jika
aku tidak dapat memberikan contoh yang baik kepada mereka, apa jadinya jika aku
sebagai orang tua dan kepala keluarga tidak dapat memberikan pendidikan agama yang
sepantasnya mereka terima. Dan apa jadinya keluargaku jika semua tidak dimulai
dariku, bagaimana agamaku jika itu tidak dimulai dari shalatku….”
Terbayang
lagi kisah – kisah kelalianku dengan dalih sibuk, dengan alasan macet, dengan
sanggahan masih banyak waktu, dengan alibi punya mainan baru dan lain
sebagainya hingga tak ada lagi tempat untuk menampung alasan meninggalkan
ibadahku.
Ya
ALLAH, maafkan hamba yang begitu sibuk dengan urusan dunia, padahal ENGKAU
memerintahkan kepada kami untuk beribadah kepadaMU sebagai bekal urusan akhirat.
Ya ALLAH, maafkan hamba yang begitu sombong seolah tidak membutuhkanMU, padahal
ENGKAU meminta kami untuk membasuh anggota tubuh kami sebagai obat untuk
menghilangkan penat dari aktivitas yang padat. Ya ALLAH, maafkan hamba yang
mencibir panggilanMU, Padahal ENGKAU memerintahkan kami untuk bertakbir dikala
jiwa sempit terhimpit sakit karena duit, Ya ALLAH ampuni hamba yang lupa
bertekuk lutut padaMU, padahal ENGKAU memerintahkan kami bersujud ketika gairah
terkikis oleh amanah.
Ya
ALLAH, bagaimana kami bisa menganggap bahwa kami yang paling sibuk, Padahal
ENGKAU-lah yang MAHA sibuk. Kami sering absen menghadapMU, padahal ENGKAU tak
pernah absen untuk memberikan rezeki pada kami. Kami yang sering lalai
menunaikan perintahMU, padahal ENGKAU tak pernah sekalipun lalai mempergantikan
siang dan malam hingga kami dapat beristirahat. Setiap kali keburukan kami
tercatat, sementara setiap detik kebaikanMU tercurah pada kami.
AMPUNI kami YA RABB, berilah cahaya pada hati kami agar mampu istiqomah terhadap apa yang tertitah untuk kami. Siramilah jiwa ini dengan hidayahMU agar kami tidak terjerat dalam kesombongan dan berlaku maksiat serta tetap tawadhu dihadapanMU. Jagalah hati kami sebagai indikator keserakahan dan tingkah yang kotor. Bersihkanlah hati kami agar tetap ikhlas menuruti tuntunanMU dan selalu bersyukur atas apa yang KAU anugerahkan kepada kami. Kuatkanlah tekad kami untuk tetap memalingkan wajah kami kepadaMU agar hidup kami terarah disaat yang lain menyerah …
”ALLAH, tidak ada Tuhan selain DIA, yang
hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNYA), tidak mengantuk dan tidak
tidur…” (Q.S. 2:255)
No comments:
Post a Comment
" Berikan Komentar Anda Untuk Postingan Ini "