HALAMAN

04 March, 2021

SAKIT ITU...


Sakit itu sesuatu yang sangat tidak mengenakan dan tak ada seorang pun di dunia yang menginginkan hal itu… makan tak enak, tidur tak nyenyak, nafas jadi sesak, diajak kedokter malah habis biaya banyak, bikin dompet yang tadinya bengkak tetiba langsing cekak mirip orang kena diare terus minum obat du***lax… atau lagi enak-enak terbang tetiba jatuh mendadak…gubrak!!. Hari-hari jadi terasa sulit untuk dijalani… membuat dada yang lapang menjadi sempit dan menghimpit… bak lahan kontrakan yang hanya cukup buat duduk, tidur plus cuci kaki.. masuk dari pintu depan, baru tiga langkah sudah keluar lagi.
.
.
Namun demikian dibalik hal yang tidak diharapkan, Allah memberikan kebaikan yang begitu banyak untuk dijadikan pelajaran bagus dalam mengarungi perjalanan hidup kita yang entah seberapa panjang. Dan hal ini hanya bisa diambil oleh orang-orang yang bukan hanya mau, tapi juga siap berpfikir positif terhadap setiap kejadian yang telah dijalani dari hari ke hari. Karena belajar tidak hanya disekolah, mencari ilmu tidak melulu di”suapi” oleh guru. Setiap makna yang diberikan Allah melalui kejadian atau pengalaman dikeseharian adalah mahaguru ilmu yang menancap untuk jadi bekal dalam meniti jalur kehidupan yang kedepannya kita tidak pernah tahu. Lalu apa sih makna sakit itu???
.
.
==000==
Sakit itu… mengingat ALLAH. Banyak yang terus mengingat ALLAH dalam sakitnya. Beristighfar memanggil asmaNYA ketika sakit mendera, apalagi tatkala sakit itu datang, mengguncang, menyerang, bahkan bersenang-senang dibalik tubuh kita yang seolah sedang luruh bergemuruh seperti genderang perang ditabuh. Dan beginilah cara ALLAH menguji jiwa dengan sedikit ketakutan, kekurangan, cobaan. Kemudian akan dapat dipastikan apakah seorang hamba masih mengingatNYA atau bahkan menduakanNYA dengan cara nyeleneh meminta pertolongan kepada selainNYA.
.
.
Sakit itu… MELEBUR DOSA. Dibalik rasa sakit yang diderita, ternyata ALLAH memberikan pemutihan dosa untuk penderita yang tengah merasakannya dari amalan yang menjadi dosa dihari sebelumnya. Sehingga suatu ketika nanti kita dihisab untuk mempertanggung jawabkan hasil perbuatan, setidaknya sakit dengan izin ALLAH menjadi suatu sebab dileburkannya sebagian dosa kita.
.
.
Sakit itu… MENCUCI HARTA. Kita tak pernah tahu dari sebelah mana rezeki yang didapat menjadi kurang layak untuk dinikmati. Apakah kurang sedekah, didapat dari hasil yang kurang berkah, memperolehnya dengan cara yang serakah, dan sebab lain yang Cuma ALLAH saja bisa memahami letak kita yang salah, beserta orang yang mau mengintrospeksi diri dan belajar berpikir positif kepadaNYA.
.
.
Sakit itu IBADAH. Begitu sayangnya ALLAH kepada kita.. disaat sehat kita sibuk mengejar dunia yang tak pernah ada habisnya. Tak jarang pula mengerjakan sesuatu yang sia-sia, menggiring kita menjadi manusia yang tak mengerti arti syukur dan rasa terima kasih kepada ALLAH yang Maha Berkuasa, sehingga kita lupa cara mendekat kepadaNYA. Dengan sakit yang hinggap, ALLAH buktikan kasih sayangNYA… diberikan kita waktu untuk bersandar padaNYA, mengadu dan bercengkerama hingga kita seolah dikalibrasi kembali untuk menjadi jiwa yang seimbang, tak melulu berpihak cinta kepada dunia. Sujud terasa lebih lama, berdo’a terasa lebih bermakna, ibadah terasa lebih mesra bersamaNYA.
.
.
Sakit itu…SILATURAHMI. Ditengah rasa sakit dan kesendirian hingga kemudian seseorang datang dan mengetuk pintu, menjenguk kita yang sedang lemah tak berdaya, disitulah kita merasa ada semangat yang hadir bersama dalam riuhnya sapa dan renyahnya canda. Tak jarang seseorang yang hadir memberikan untaian buah tangan tanda simpati yang kita anggap hal itu adalah efek samping dari bentuk silaturahmi… dihadirkannya rezeki dan tak disangka siapa yang akan hadir setelah ini. Yang jelas dibalik itu semua, semangat untuk melanjutkan hidup seolah hadir kembali.
.
.
Sakit itu… MEMPERBAIKI AKHLAK. Sifat iri hati, jumawa terhadap apa yang selama ini dipunya, mendadak sirna terkikis tunduk kepada Sang pemilik dunia seisinya. Menjadi santun dan lemah lembut terhadap sesiapa yang menyapa. Tak peduli ia tukang sekuteng atau juragan es kelapa, tak lagi memandang pemilik rumah makan Padang atau artis kondang. Begitu disadari bahwa sakit adalah ajang memperbaiki diri dan menjadi bengkel hati, maka saat itulah hidayah hadir dan menyapa sesiapa yang ingin menjadi semakin bijak.
.
.
Hingga kita menyadari bahwa dari sekian banyak hal dalam mengartikan sakit, maka konteks yang paling mengena adalah ketika kita memahami bahwa Sakit itu…MENGINGAT kepada MATI. Andai saja ALLAH mengambil nyawa saat itu juga, maka dengan kuasaNYA begitu mudah terjadi. Namun setidaknya dengan mengingat mati, kita akan lebih siap menghadapi keadaan dengan berbagai persiapan. Bayangkan…mengingat mati pun siap, apalagi untuk mempersiapkan hidup jadi lebih baik...
.
.
Dan akhirnya… aku melihat Masih banyak ibrah yang didapat dari peristiwa sakit ini, yang tertulis hanyalah contoh nyata agar aku dapat sepenuhnya berserah diri semoga ALLAH mau mengampuni dan memperbaiki diri yang jauh dari kata sempurna dalam mensyukuri nikmat Ilahi. Ini hanyalah bentuk diri pribadi berintrospeksi tanpa bermaksud menggurui apalagi mengeksploitasi isi hati.
.
.
Wallahu a'lam...
=========================
Depok, 04032021| #YTmenulis



2 comments:

" Berikan Komentar Anda Untuk Postingan Ini "