HALAMAN

05 April, 2022

BAYANGKAN...UNTUK BERSYUKUR


Hari ini, bertepatan dengan hari ketiga Ramadhan 1443H, terbangun di akhir waktu sahur. Membangunkan istri yang tengah terlelap tidur hanya untuk memberikan pertanda agar tidak sampai terlewat seperti kemarin. Membuat aku merasa bersalah yang telah membuatnya melewatkan sunnah, padahal ia tengah berjibaku menemaniku yang tergeletak di ruang rawat inap rumah sakit berlokasi tak jauh dari tempat tinggal.
.
.
Saat yang lain kembali terpejam untuk melanjutkan istirahat menikmati indahnya senyap ramadhan, aku justru tak dapat meleleh kedalam lembutnya rayuan bantal dan ranjang rumah sakit yang empuk seolah memanggil kembali tubuh untuk merebah. Ku pandangi jendela dan menatap pandangan menembus awan, melihat sinar mentari pagi yang tersenyum menyambut birunya langit. 
.
.
Ramadhan baru saja dimulai, tapi aku merasa ...mengapa ini adalah matahari terakhir yang aku lihat.. begitu indah, tak seperti matahari yang pernah aku lihat sebelumnya.
.
.
Alhamdulillah, aku masih bisa bertemu dengannya pagi ini... dan aku masih bisa menghirup indahnya udara pagi..
.
.
Ku alihkan pandanganku ke sisi yang lain, satu persatu hadir dan berlalu. Orang-orang mulai berdatangan. Ada yang hanya lewat berjalan karena jaraknya lebih dekat dengan halte terdekat, ada juga yang berjalan membawa berkas untuk menanti antrian berobat, mereka semua punya banyak urusan yang harus diselesaikan.
.
.
Di sisi yang lain, seorang petugas parkir tengah sibuk menata ruang tugasnya, mengatur mobil yang tengah kesulitan untuk mundur teratur. Ia begitu sabar dengan tugasnya menjaga agar setiap inchi body mobil tak terserempet antara satu dan lainnya. Seperti merasa tugas yang di embannya adalah ibadah dan amanah dari Allah.
.
.
Bersyukur dapat melihat pemandangan ini dari kacamata berbeda.
.
.
.
Akupun membalikan badan kembali duduk di sudut ranjang, merasakan kepala seperti rasa benturan keras, memandangi lengan kiri bekas luka akibat gigitan jarum hemodialisa yang kemarin sempat menguras darah selama lima jam. Merasakan pula lidah yang kelu dan tak bisa ucapkan huruf "RRR". sejak tiga hari yang lalu tak kunjung datang huruf "R" itu. akibatnya makan pun tak bisa mengunyah sempurna. Dokter bilang ini adalah gejala sroke ringan.

.
Meski demikan... aku tak pernah mau menyebutnya "SAKIT", yang aku pahami, ini hanyalah ujian berikutnya yang ALLAH beri sebagai penambah stamina agar menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi perjuangan hidup. setelah 3 tahun dititipkan gagal ginjal kronik stadium 5, level berikutnya lidah kelu tak bisa mengunyah dengan sempurna... dan ALHAMDULILLAH ALA KULLI HAL... ALLAH masih memberiku seluruh tubuh bergerak atas kuasaNYA. hanya lidah saja yang malas bergerak, seluruh raga yang lain masih dapat bertugas sempurna.

Dan aku tetap bersyukur...
.
.
Apapun yang terjadi kepadaku, ALLAH MAHA BAIK. Yang aku tahu, Jangan pernah melawan kehendakNYA jika ingin hidup bahagia hingga waktu memisahkan antara jasad dan amal. 
.
.
Saat terjatuh segeralah bangkit, saat terluka, jangan kecewa, saat di coba teruslah berusaha, dimanapun berada dan apapun keadaannya tetaplah ingat kepadaNYA... karena kita tidak dituntut untuk mendapatkan solusi, kita hanya diminta untuk mengingat dan ibadah kepadaNYA... hingga DIA menyapa waktunya "PULANG".



#YTmenulis
#RenunganPagi
#LadangHikmah
#RamadhanHariKetiga1443H
#CatatanSeorangPenyintas

No comments:

Post a Comment

" Berikan Komentar Anda Untuk Postingan Ini "