HALAMAN

05 March, 2016

BELAJAR PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK DARI KISAH NABI LUTH AS.



Mengedukasi seks untuk anak tidak harus berbicara vulgar, apalagi ketika kita memberikan pelajaran tersebut dari sebuah kisah yang memang benar adanya… bukan mitos, bukan legenda, atau hanya sekedar dongeng yang ujung-ujungnya akan menimbulkan banyak pertanyaan dari anak, karena begitu mereka menginterupsi dengan beraneka pertanyaan, itulah pertanda mereka tertarik dengan apa yang dipaparkan. Lalu masihkah kita terjebak dengan situasi seperti ini… saat kita sendiri terpojok dengan pertanyaan anak yang tak pernah disangka-sangka. Mereka terlihat pintar sementara kita jadi terlihat bak orang yang kehilangan buku pintar.

Sejak awal aku memang memberikan pemahaman terhadap anak laki-laki dan perempuanku mengenai anatomi tubuh, termasuk bagian alat vital yang tetanggaku bahkan guru mereka di sekolah saja kaget begitu fasihnya Afif dan Aqila menyebut alat vital menggunakan istilah biologi. Karena biasanya diusia seperti mereka 4-7 tahun orang tua lebih memilih nama lain yang kebanyakan orang pakai. Seperti laki-laki di ganti dengan kata [maaf] “burung” dan perempuan biasa di sebut “itunya” atau “anunya”, alasannya sederhana… “supaya ngga saru”. Tapi kembali lagi…pilihan tersebut adalah hak masing-masing orang tua untuk mengedukasi putera dan puterinya. Yang jelas ketika kita belum optimal memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini. Boleh jadi hal ini menjadi salah satu penyebab semakin banyak anak-anak dengan mudahnya menjadi target bagi pelaku yang memiliki perilaku seks menyimpang. Bahkan mungkin ini lah penyebab makin maraknya pergaulan bebas, karena sejak kecil mereka mengetahui alat kelamin itu seperti burung yang boleh hinggap di manapun mereka suka, sementara sang wanita ngga berani dengan lantang menolak karena sejak kecil taunya “anu…itu..anu…” ah… keburu “menclok” burungnya!.

Maraknya kasus kekerasan pada anak, hingga kasus perilaku penyimpangan seksual yang terjadi akhir-akhir ini semakin membuatku merasa perlu menambah wawasan putera-puteriku setidaknya sebagai pengetahuan dasar bagi mereka. Tapi bagaimana caranya??? Berjuta cara membuatku berpikir keras untuk mencari tahu tentang cara apa yang pas untuk menyampaikannya. Hingga pada akhirnya aku menemukan cara yang indah untuk menyampaikan hal yang di anggap tabu bagi kebanyakan orang dengan cara yang halus tapi tidak terkesan mendoktrin… yaitu melalui cara… BERKISAH. 

Loh…kenapa harus berkisah? Karena dengan berkisah kita dapat melakukan komunikasi dua arah, mereka ngga Cuma sekedar mendengarkan, tapi juga bertanya. Ngga Cuma di kasih pokok masalah, tapi juga memperdalam  topik pembicaraan. Ikatan emosional antara anak dan orang tuanya juga semakin kuat. Sebagian besar anak punya rasa keingin tahuan yang besar, jadi sebaiknya rasa keingintahuan itu terjawab dari orang yang mereka sayang. Sementara mendengarkan kisah adalah sesuatu yang di sukai kebanyakan orang, tak peduli tua ataupun muda. Ah…itu kan kata kamu? Loh.. ngga percaya? Coba lihat stasiun tivi yang kini terlihat begitu menjamur acara-acara ghibah? Padahal secara tidak sadar kita sedang dikisahkan tentang riwayat hidup seseorang dengan cara yang salah. Hanya mengejar supaya rating stasiun tivi tinggi dan mendapatkan tempat di masyarakat. Coba lihat antusiasme nya? Yang tua, yang muda ngga peduli usia begitu senang mendengarkannya, ngga mau ketinggalan melihatnya, seperti dipertontonkan kisah idola mereka dari sisi lainnya. Ironinya kebanyakan berita yang di suguhkan adalah hal negative dan secara sadar atau tidak… dicontoh pula oleh para penggemarnya…

Oke, stop…stop…!! kembali lagi ke tema bagaimana cara memberikan pendidikan seks anak dari kisah Nabi Luth AS. Baru ku temukan caranya kemarin, ditengah pembicaraan anak dan orang tua yang begitu hangat, saat sarapan pagi tetiba terselip di pikiranku untuk menyampaikan synopsis mengenai kisah Nabi Luth AS. Dimana ketika itu ada penduduk negeri Sodom yang begitu banyak diberikan kenikmatan oleh Allah SWT namun tidak mensyukurinya, hingga yang sangat disesalkan ketika para penduduk negeri itu menyukai sesama jenis, di luar fitrah manusia yang telah di ciptakan Allah…

Begitu mereka mencermati kisah Nabi Luth AS hingga menganga-menganga dan akhirnya ku potong pembicaraan, dan melanjutkan kepada mereka nanti malam. Waktupun berlalu… mentari tenggelam tanda hari menjelang malam. Selepas shalat maghrib anak-anak menagih janjiku untuk berkisah. Hingga cerita selesai, banyak pertanyaan yang terlontar kepada ku, sampai akhirnya kami memetik hikmah dari sabda Rasulullah SAW kenapa Islam mengajurkan untuk memisahkan tidur antara anak lelaki dan perempuan, kenapa juga harus di pisah tidur antara anak sesama jenis meski tidur seruangan, mengapa anak mulai usia 7 tahun diminta menunaikan shalat, apa yang terjadi jika hal itu tidak di segerakan. Yaaah… semua adalah proses pembelajaran, pembelajaran untukku dan pembelajaran untuk mereka. Bahkan aku harus berlari menemukan jawaban, sebelum mereka berjalan menghampiriku dengan banyak soal yang siap di pertanyakan.

Singkat cerita, apa yang ku lakukan kepada anak-anak semoga tepat sasaran. Di balik kisah Nabi Luth AS, tersirat pelajaran berharga yang baru mereka ketahui, sementara di luar sana sudah beredar bebas para pengikut kaum nabi Luth AS yang sudah bermetamorfosis menjadi kaum metropolis. Melalui kisah kaum Nabi Luth AS aku memberikan pengetahuan tentang penciptaan Adam dan Hawa sebagai dua jenis kelamin berbeda yang di ciptakan Allah SWT yang hidup berpasangan, seperti orang tuanya. Melalui cerita kaum Sodom, aku memberikan pemahaman tentang bagaimana cara menjaga diri dari perbuatan yang keji.

Duhai putera-puteriku tercinta… sebagai orang tua kami hanya bisa berusaha  nak, kami hanya sekedar jembatan yang menghubungkanmu dengan masa depanmu… juga dengan masa lalu, masa ketika orang – orang terbaik yang di kirim Allah SWT berjibaku memberikan pemahaman bahwa kita adalah khalifah yang turun ke bumi untuk beribadah di jalan Allah SWT.

Dan aku…aku akan terus berkisah agar engkau mendapat banyak hikmah, aku akan lanjutkan berkisah agar engkau dapat jalani hidupmu dengan mudah, bukan sekedar menjalani hidup untuk berkeluh kesah. karena di balik kisah …. Ada pelajaran terbaik dari mereka yang di limpahkan Allah SWT.

Berjalanlah nak… berhati-hatilah nak… kita sudah berada di penghujung zaman, dan boleh jadi engkau adalah sang penakluk zaman. Ingat Allah SWT nak… apapun yang kau lakukan kelak. Cintaila h sesuatu karena Allah SWT… jangan kau lakukan hal yang melampaui batas hingga kau tau apa arti gunung-gunung yang berterbangan seperti kapas. 

Kami mencintaimu karena Allah Nak… #KetjupBasah


Depok, 3 Maret 2016|Cerita dari hati, boleh di baca dengan senang hati | satu lelaki untuk satu istri dan empat buah hati



1 comment:

  1. Good, memberi inspirasi gmn ngajarin pendidikan seks usia dini. Mengingat jaman skr, pergaulan sangat kacau.

    Baru2 ada anak sd hamilin anak smp, dan org tua ny sprti gk da beban #luarbiasakacau

    ReplyDelete

" Berikan Komentar Anda Untuk Postingan Ini "